Jumat, 10 Oktober 2014

Nasihat Joker di Malam Minggu



[
Haiiiiiiii


Udah lama tidak menyapa para bloggers 

Cerita terbaru ...

Malam begitu tenang. Udara terasa dingin menyegarkan. Langit cerah dihiasi bintang-bintang bertebaran menemani langkahku. Nyamuk juga tidak mau kalah, terbang kesana kemari berhamburan mencari hamparan kulit untuk mengobati kehausan nya. “Oh Tuhan betapa mala mini penuh dengan kebahagiaan” ungkap salah satu Joker paling senior.Jangan pikir jomblo-jomblo itu ngenes semua yak, ini nih cerita dari jomblo jomblo keren alias JOKER. Disuatu malam perkumpulan para JOKERS anggap aja namanya Dika, jomblo akut yang gak pernah diajak ngedate dan gak mau ngajak ngadate siapa pun. Dia beranggapan “siapa juga yang mau ngajak ngadate gue?” sekilas ungkapan si Dika Joker Senior. Dan yang satu lagi si Tomy Joker Junior. Tempat tongkrongan para Joker ini di teras masjid yang selalu senantiasa menemari malam para Joker. Emang sih jomblo banget, tapi kerenan jomblo masjid dibanding ngedate bawa pacar, ujung-ujungnya putus juga.
                                                                            ***
Malam minggu dikala pasangan-pasangan berencana ngedate, nyari tempat makan meskipun hanya 500 perak, memberi jalan untuk orang ketiga yang ghoib berbisik-bisik bising berbuat nakal, mencari kesenangan yang hanya sesaat. Tapi bukan berarti Joker tidak mempunyai kesibukkan, terus bengong meratapi nasib nya yang terus-terusan jomblo entah sampai kapan status jomblo itu ada pada diri Dika dan Tomy. Disini Dika dan Tomy menjalankan sebuah misi merubah generasi muda. Di teras mesjid yang kecil, setiap selesai sholat isya, mereka menjadwalkan berbagi ilmu dengan anak-anak di sekitar mesjid. Baca qur’an, belajar iqra’, sharing nasehat dan tidak ketinggalan menanamkan jejak para nabi dalam diri anak-anak kecil yang masih labil menentukan jalan baik dalam hidup nya. Kata-kata katrok atau apalah namanya udah makanan malam minggu mereka. Zaman sekarang masih ada pengajian yang begituan.

“Helloooooo,,,,, udah 2014 tempat tongkrongan di café, mall. Bukan mesjid kayak orang-orang yang udah bau tanah aja”

“Astagfirulloh” Dika spontan mengatakan itu.

“Mau jadi apa generasi penerus kita nanti ya, Dik?” Tomy bingung memikirkan nasib para anak kecil nanti nya.

“Sebenarnya siapa yang katrok ya, Tom?? Emang yang ngedate di malam minggu tau darimana asalnya budaya ngedate. Jangan-jangan Cuma ikut-ikutan tanpa ada pengetahuan. Orang yang suka ngikut-ngikut tanpa alasan bahaya nih” ledekkan Dika di selah waktu di masjid.

“Gak tau, Dik gue belum pernah ngerasain ngadate ya maklum jomblo” ledek Tomy.
                                                                            ***        
Teras mesjid menjadi saksi bisu perjalanan Dika dan Tomy berbagi ilmu dengan para anak kecil. Membentuk generasi muda menjadi generasi yg peduli terhadap etika dan agama. Bukan membiarkan anak-anak usia kecil berjalan sama dengan pemikiran barat yang terus berkembang setiap saat dan menjadi tradisi yang harus di lestarikan.

“We are moeslim not barat. We are Islam” kata-kata itu yang selalu di tekankan Dika dan Tomy.
                                                                            ***
Setelah mengisi waktu bersama anak-anak, Dika dan Tomy bergegas pulang ke rumah mereka masing-masing. Selama perjalanan yang harus di tempuh 1km dari masjid, Dika dan Tomy bertemu seorang gadis yang sedang duduk di bawah pohon sambil menangis.

“Dik liat noh ada gadis sendirian malam-malam. Itu orang atau bukan ya? Coba lu samperin, gue yg nunggu disini” Tomy kaget melihat gadis malam-malam di pinggir jalan.

“Jangan mentang-mentang lu takut, Tom. Kita para Joker tidak di tanamkan sifat penakut. Lebih baik kita samperin bareng-bareng” Dika berusaha mengyakinkan Tomy.

“Maaf misi Mbak, Assalamu’alaikum. Malam-malam kayak gini gak baik sendirian disini nanti ada orang yang berbuat jahat. Lebih baik pulang aja Mbak. Atau ada yang bisa saya bantu?” dengan sopan nya Dika menyapa.

“Wa’alaikumsalam, Mas. Saya habis diputusin sama pacar saya, gara-gara saya gak nerima ajakkan ngedate pacar saya” gadis itu menceritakan kejadian nya kepada Dika dan Tomy.

“Maaf, Mbak bukan saya bermaksud ikut campur alangkah baik nya ini diselesaikan secara pribadi. Kalaupun pada akhir nya harus putus mungkin udah kehendak Allah. Daripada suatu saat ada hal-hal yang lebih dari ini” seketika perkataan Dika membuat gadis itu tenang.

“Terima kasih sudah menasehati saya. Saya permisi dulu. Assalamu’alaikum” gadis itu berpamitan kepada Dika dan Tomy.
                                                                            ***
Pagi ini sepertinya suasana cerah. Bentangan langit biru dengan awan putih yang berarak terlihat indah. Kicauan merdu dari kawanan burung sepertinya tengah menjadi musik pengiring alam saat ini. Ditambah lagi semilir angin lembut berhembus di setiap penjuru kota. Dika bergegas bangun dari tempat tidur nya dan lagi-lagi tempat tujuan Dika setelah itu adalah masjid. Segera Dika mengambil ponsel genggam nya untuk menelfon Tomy.

“Assalamu’alaikum, Tom. Udah bangun lu? Janjian di masjid hari ini kita ada acara pertemuan para pemuda pengurus masjid”

“Wa’alaikumsalam, Dik. Gua udah siap dari tadi”
                                                                            ***
Sesampai nya di masjid, Dika melihat gadis yang semalam di bawah pohon. Dika kaget melihat gadis itu berhijab beda hal nya waktu semalam ditemui nya.

“Maaf kamu itu yang semalam dibawah pohon sambil menangis bukan?” Dika berusaha meyakinkan perasaan nya.

“Ya betul. Oh ya saya mau mengucapkan banyak terima kasih untuk nasehat kamu yang semalam. Oh ya saya Anita” ternyata gadis itu Anita.

“Oh saya Dika. Sama-sama senang membantu kamu”
“Dik gentian gue lah, gue kan juga mau kenalan” lagi-lagi Tomy merusak moment Dika dengan Anita

“Gue Tomy yang kemaren sama Dika”

“Anita. Oh ya maaf saya harus duluan pulang, permisi” pamit Anita.

“widihh lu gak bisa melek dikit kalau ngeliat cewek cantik, Dik” ledek Tomy yang dari tadi melihat Dika senyum-senyum kepada Anita.

Malam hari nya, Dika berniat ingin mengajak jalan Anita. Ternyata ada aja halangan untuk Dika merasakan manis nya ngedate bersama seorang perempuan. Karena selama ini Dika selalu bersama Tomy. Tapi perlu kalian ketahui meskipun gak pernah ngedate, tapi tau gak? Yang ngelirik ke mesjid itu banyak lho. Intinya banyak yang kagum sama dua Joker ini. Yang ngelirik gak berani deketin karena merasa gak alim atau merasa gak ngerti agama. Pada malam yang sama, Dika dan Tomy didatengin sama empat orang anak gadis yang tinggal tidak jauh dari masjid. Ba’da sholat maghrib, mereka datengin si Duo Joker ini yang masih semester 6 di perkuliahan nya. Tau gak apa yg terjadi? Tomy dan Dika mau mereka ajak  keluar, jalan-jalan ceritanya. Tapi sayang, Tomy dan Dika hanya mampu berkata maaf.

 “lebih baik kita berjalan di jalan yg diridhai Allah” ucap Tomy di sela-sela jalan-jalan nya
Tiba-tiba ada yang gnomon……

 “yang suka sama kakak-kakak banyak lho kak”

 “waahh, alhamdulillah. Ketika kita mencintai Allah, maka semua orang akan mencintai kita” jawab Dika

Sampai detik ini Dika dan Tomy masih mencari cinta sejati dan bertahan dengan status Joker nya. Entah mau sampai kapan cap berstempel Joker ada pada diri mereka berdua. Tapi meskipun Joker, mereka merasa senang menikmati indah nya hidup. Tidak ada kesedihan, kesepian,  GEGANA (Gelisah Galau Merana), alone. Tanpa kita sadari, Tomy dan Dika punya banyak fans. Lebih banyak dari orang paling keren sekalipun. Begini nyari calon-calon pemimpin, yang berani melangkah dijalan lain tetapi memberikan kebaikan. Bukan mencoba jalan lain yang bisa merusak koneksi kita dengan Tuhan. Hidup itu adalah pilihan. Dan pilihan baik akan selalu menjada kita dari setiap pergolakkan zaman yang semakin hari hancur lebur dalam budaya yang tidak menentu.