[
|
Udah lama tidak menyapa para bloggers
Cerita terbaru ...
Malam
begitu tenang. Udara terasa dingin menyegarkan. Langit cerah dihiasi bintang-bintang
bertebaran menemani langkahku. Nyamuk juga tidak mau kalah, terbang kesana
kemari berhamburan mencari hamparan kulit untuk mengobati kehausan nya. “Oh
Tuhan betapa mala mini penuh dengan kebahagiaan” ungkap salah satu Joker paling
senior.Jangan pikir jomblo-jomblo
itu ngenes semua yak, ini nih cerita dari jomblo jomblo keren alias JOKER. Disuatu
malam perkumpulan para JOKERS anggap aja namanya Dika, jomblo akut yang
gak pernah diajak ngedate dan gak mau ngajak ngadate siapa pun. Dia beranggapan
“siapa juga yang mau ngajak ngadate gue?” sekilas ungkapan si Dika Joker
Senior.
Dan
yang satu lagi si Tomy Joker Junior. Tempat tongkrongan para Joker ini di teras
masjid yang selalu senantiasa menemari malam para Joker.
Emang
sih jomblo banget, tapi kerenan
jomblo masjid dibanding ngedate bawa pacar, ujung-ujungnya putus juga.
***
Malam
minggu dikala pasangan-pasangan berencana ngedate, nyari tempat makan meskipun
hanya 500 perak, memberi jalan untuk orang ketiga yang ghoib berbisik-bisik
bising berbuat nakal, mencari kesenangan yang hanya sesaat. Tapi bukan berarti
Joker tidak mempunyai kesibukkan, terus bengong meratapi nasib nya yang
terus-terusan jomblo entah sampai kapan status jomblo itu ada pada diri Dika
dan Tomy. Disini Dika dan Tomy menjalankan sebuah misi merubah generasi muda. Di
teras mesjid yang kecil, setiap selesai sholat isya, mereka menjadwalkan
berbagi ilmu dengan anak-anak di sekitar mesjid. Baca qur’an, belajar iqra’,
sharing nasehat dan tidak ketinggalan menanamkan jejak para nabi dalam diri
anak-anak kecil yang masih labil menentukan jalan baik dalam hidup nya. Kata-kata katrok atau apalah namanya
udah makanan malam minggu mereka. Zaman sekarang masih ada pengajian yang
begituan.
“Helloooooo,,,,,
udah 2014 tempat tongkrongan di café, mall. Bukan mesjid kayak orang-orang yang
udah bau tanah aja”
“Astagfirulloh”
Dika spontan mengatakan itu.
“Mau
jadi apa generasi penerus kita nanti ya, Dik?” Tomy bingung memikirkan nasib
para anak kecil nanti nya.
“Sebenarnya
siapa yang katrok ya, Tom?? Emang yang ngedate di malam minggu tau darimana
asalnya budaya ngedate. Jangan-jangan Cuma ikut-ikutan tanpa ada pengetahuan.
Orang yang suka ngikut-ngikut tanpa alasan bahaya nih” ledekkan Dika di selah
waktu di masjid.
“Gak
tau, Dik gue belum pernah ngerasain ngadate ya maklum jomblo” ledek Tomy.
***
Teras
mesjid menjadi saksi bisu perjalanan Dika dan Tomy berbagi ilmu dengan para
anak kecil. Membentuk generasi muda menjadi generasi yg peduli terhadap etika
dan agama. Bukan membiarkan anak-anak usia kecil berjalan sama dengan pemikiran
barat yang terus berkembang setiap saat dan menjadi tradisi yang harus di
lestarikan.
“We
are moeslim not barat. We are Islam” kata-kata itu yang selalu di tekankan Dika
dan Tomy.
***
Setelah
mengisi waktu bersama anak-anak, Dika dan Tomy bergegas pulang ke rumah mereka
masing-masing. Selama perjalanan yang harus di tempuh 1km dari masjid, Dika dan
Tomy bertemu seorang gadis yang sedang duduk di bawah pohon sambil menangis.
“Dik
liat noh ada gadis sendirian malam-malam. Itu orang atau bukan ya? Coba lu
samperin, gue yg nunggu disini” Tomy kaget melihat gadis malam-malam di pinggir
jalan.
“Jangan
mentang-mentang lu takut, Tom. Kita para Joker tidak di tanamkan sifat penakut.
Lebih baik kita samperin bareng-bareng” Dika berusaha mengyakinkan Tomy.
“Maaf
misi Mbak, Assalamu’alaikum. Malam-malam kayak gini gak baik sendirian disini
nanti ada orang yang berbuat jahat. Lebih baik pulang aja Mbak. Atau ada yang
bisa saya bantu?” dengan sopan nya Dika menyapa.
“Wa’alaikumsalam,
Mas. Saya habis diputusin sama pacar saya, gara-gara saya gak nerima ajakkan
ngedate pacar saya” gadis itu menceritakan kejadian nya kepada Dika dan Tomy.
“Maaf,
Mbak bukan saya bermaksud ikut campur alangkah baik nya ini diselesaikan secara
pribadi. Kalaupun pada akhir nya harus putus mungkin udah kehendak Allah.
Daripada suatu saat ada hal-hal yang lebih dari ini” seketika perkataan Dika
membuat gadis itu tenang.
“Terima
kasih sudah menasehati saya. Saya permisi dulu. Assalamu’alaikum” gadis itu
berpamitan kepada Dika dan Tomy.
***
Pagi
ini sepertinya suasana cerah. Bentangan langit biru dengan awan putih yang
berarak terlihat indah. Kicauan merdu dari kawanan burung sepertinya tengah
menjadi musik pengiring alam saat ini. Ditambah lagi semilir angin lembut
berhembus di setiap penjuru kota. Dika bergegas bangun dari tempat tidur
nya dan lagi-lagi tempat tujuan Dika setelah itu adalah masjid. Segera Dika
mengambil ponsel genggam nya untuk menelfon Tomy.
“Assalamu’alaikum,
Tom. Udah bangun lu? Janjian di masjid hari ini kita ada acara pertemuan para
pemuda pengurus masjid”
“Wa’alaikumsalam,
Dik. Gua udah siap dari tadi”
***
Sesampai nya di masjid, Dika melihat
gadis yang semalam di bawah pohon. Dika kaget melihat gadis itu berhijab beda
hal nya waktu semalam ditemui nya.
“Maaf
kamu itu yang semalam dibawah pohon sambil menangis bukan?” Dika berusaha
meyakinkan perasaan nya.
“Ya
betul. Oh ya saya mau mengucapkan banyak terima kasih untuk nasehat kamu yang
semalam. Oh ya saya Anita” ternyata gadis itu Anita.
“Oh
saya Dika. Sama-sama senang membantu kamu”
“Dik
gentian gue lah, gue kan juga mau kenalan” lagi-lagi Tomy merusak moment Dika
dengan Anita
“Gue
Tomy yang kemaren sama Dika”
“Anita.
Oh ya maaf saya harus duluan pulang, permisi” pamit Anita.
“widihh
lu gak bisa melek dikit kalau ngeliat cewek cantik, Dik” ledek Tomy yang dari
tadi melihat Dika senyum-senyum kepada Anita.
Malam
hari nya, Dika berniat ingin mengajak jalan Anita. Ternyata ada aja halangan
untuk Dika merasakan manis nya ngedate bersama seorang perempuan. Karena selama
ini Dika selalu bersama Tomy. Tapi perlu kalian ketahui meskipun gak pernah
ngedate, tapi tau gak? Yang ngelirik ke mesjid itu banyak lho. Intinya banyak
yang kagum sama dua Joker ini. Yang ngelirik gak berani deketin karena merasa gak
alim atau merasa gak ngerti agama. Pada malam yang sama, Dika dan Tomy
didatengin sama empat orang anak gadis yang tinggal tidak jauh dari masjid.
Ba’da sholat maghrib, mereka datengin si Duo Joker ini yang masih semester 6 di
perkuliahan nya. Tau gak apa yg terjadi? Tomy dan Dika mau mereka ajak
keluar, jalan-jalan ceritanya. Tapi sayang, Tomy dan Dika hanya mampu
berkata maaf.
“lebih baik kita berjalan di jalan yg diridhai
Allah” ucap Tomy di sela-sela jalan-jalan nya
Tiba-tiba
ada yang gnomon……
“yang suka sama kakak-kakak banyak lho kak”
“waahh, alhamdulillah. Ketika kita mencintai
Allah, maka semua orang akan mencintai kita” jawab Dika
Sampai
detik ini Dika dan Tomy masih mencari cinta sejati dan bertahan dengan status
Joker nya. Entah mau sampai kapan cap berstempel Joker ada pada diri mereka
berdua. Tapi meskipun Joker, mereka merasa senang menikmati indah nya hidup.
Tidak ada kesedihan, kesepian, GEGANA (Gelisah
Galau Merana), alone. Tanpa kita sadari, Tomy dan Dika punya banyak fans. Lebih
banyak dari orang paling keren sekalipun. Begini nyari calon-calon pemimpin,
yang berani melangkah dijalan lain tetapi memberikan kebaikan. Bukan mencoba
jalan lain yang bisa merusak koneksi kita dengan Tuhan. Hidup itu adalah
pilihan. Dan pilihan baik akan selalu menjada kita dari setiap pergolakkan
zaman yang semakin hari hancur lebur dalam budaya yang tidak menentu.